♥ Selamat Datang! Blog Ini Menyajikan Pengaruh-Pengaruh Pertambahan Penduduk Di Indonesia♥
Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 18 Juni 2016

PERLUNYA REKONTRUKSI DAN MODERNISASI PENDIDIKAN UNTUK KUALITAS PENDUDUK YANG LEBIH BAIK


Indonesia merupakan negara berpenduduk terbanyak ke 4 di dunia, dengan total populasi lebih dari 250 juta jiwa. Negara yang memiliki ratusan ragam etnis, suku dan budaya ini, di dominasi oleh dua suku terbesar. Dua suku terbesar ini adalah Jawa dengan sumbangsih 41% dari total populasi dan suku Sunda dengan sumbangsih 15% dari total populasi. Kedua suku ini berasal dari pulau Jawa, pulau dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia yang menghimpun 60% dari total populasi di Indonesia. Hal ini menjadi indikator bahwa konsentrasi populasi terpenting berada di wilayah barat Indonesia, yakni pulau Jawa.
Pertumbuhan penduduk di Indonesia dengan LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) 1.3 masih tergolong menghawatirkan, apalagi jika tidak dibarengi dengan kualitas penduduk yang sebanding, karena pertumbuhan penduduk menjadi salah satu indikator pengukur suatu negara dikatakan sebagai negara miskin, berkembang atau negara maju.
Masalah kependudukan memang bukan terbatas hanya pada kuantitas tetapi juga kualitas, masalah kualitas penduduk adalah dalam hal mutu kehidupan dan kemampuan sumber daya manusia itu sendiri. Di Indonesia, kualitas penduduk masih menjadi masalah yang serius, hal ini dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kualitas sumber daya manusia serta rendahnya taraf kesehatan masyarakat sehingga semua ini berpengaruh pada rendahnya pendapatan per kapita masyarakatnya.
Berikut adalah hal-hal yang mempengaruhi menurunnya kualitas penduduk di Indonesia :
  1. Pendidikan
  2. Kesehatan
  3. Pendapatan per Kapita
Dari hal-hal di atas, dapat dilihat bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang mampu mempengaruhi menurunnya kualitas penduduk. Karena berkembang atau majunya suatu negara, tidak akan terlepas dari peranan penting pendidikan. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting bagi penduduk, tanpa adanya pendidikan, suatu daerah atau negara tersebut tidak akan berkembang sekalipun didukung dengan sumber daya alam yang melimpah.
Oleh karena itu, diperlukannya rekonstruksi dan modernisasi sistem yang bagus untuk menata proses pendidikan dan mengevaluasi kinerja pendidikan yang sedang berlangsung. Rekonstruksi dan modernisasi pendidikan bertujuan supaya pendidikan mempunya relevansi nyata dengan kualitas kehidupan masyarakat, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tanpa memandang latar belakang dan kondisi sosial ekonomi masyarakat di dalamnya.
Kondisi penduduk Indonesia sekarang ini sudah berkembang dengan pesat, perkembangan ini dipicu oleh globalisasi serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada kehidupan sehari-hari. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memaksa dunia pendidikan untuk melakukan transformasi.
Transformasi yang dimaksudkan adalah agar pendidikan memberikan kontribusi pada pemberantasan buta aksara, kemiskinan dan kesehatan. Hampir di semua negara, transformasi pendidikan dilakukan sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas masyarakat dalam sebuah konstruksi kemasyarakatan yang demokratis. Dengan kata lain, pendidikan merupakan komponen terpenting dalam upaya penguatan peradaban umat manusia serta peningkatan kualitas kehidupannya.
Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting bagi peradaban manusia setiap negara di dunia. Ini dikarenakan pendidikan merupakan elemen yang mempunyai tingkat kesensitifan sangat tinggi terhadap perubahan perkembangan zaman. Di Indonesia, pendidikan mengalami beberapa kali perkembangan sejak zaman kerajaan Hindu Budha sampai zaman pasca reformasi sekarang ini. Dimulai dari perkembangan sastra yang dibawa oleh Hindu Budha, pesantren pada mas perkembangan Islam, hingga sekolah yang dibawa pada masa kolonial Belanda hingga sekarang ini.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu pembaharuan paradigma pendidikan berupa rekonstruksi dan modernisasi pendidikan, baik itu dari para pembuat kebijakan, para pelaksana dari tingkat dinas provinsi maupun kabupaten, sampai pada para pelaksana pendidikan di lapangan.
Proses rekonstruksi dan modernisasi pendidikan ini tidak bisa dilakukan dan dikerjakan secara tiba-tiba, karena rekonstruksi merupakan sebuah proses yang berkelanjutan dalam rangka membangun kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Published: By: @mas_wah - 21.38

Jumat, 17 Juni 2016

PERLUNYA TAKAR ULANG KENDALI KEPENDUDUKAN


Banyak anak, banyak rezeki. Presepsi yang mulai dikikis habis oleh pemerintah lewat program BKKBN agar tidak mendorong lahirnya ledakan penduduk. Akibatnya, banyaknya jumlah penduduk akan menjadi beban tersendiri bagi pemerintah, utamanya terkait dengan pelaksanaan program pembangunan di berbagai sektor.
Beberapa saat yang lalu, saya sempat bercengkerama dengan kakek saya  yang sudah berumur 87 tahun. Beliau bercerita bagaimana kehidupannya dulu hingga mempunyai 10 anak. Menariknya, meski dengan jumlah anak yang banyak, keluarga kekek tidak membutuhkan pembantu rumah tangga.
Saya paham betul bagaimana kehidupan keluarga yang beliau jalani, menggembala kambing, bercocok tanam dan menggarap sawah. Meski tergolong hidup sederhana, tetapi kakek memiliki anak-anak yang tergolong sukses, mulai dari pengusaha konveksi, pegawai negeri, prajurit TNI, hingga pengusaha warung makan.
Hampir 2 jam kita asyik bercerita tentang jumlah anak dan kehidupan beliau dulu, ada beberapa hal yang membuat saya kaget, seketika saya bertanya tentang motivasi apa yang mendorong beliau untuk memiliki banyak anak, kakek saya pun menjawab “yo soale akeh anak akeh rejekine” jawabnya dalam Bahasa Jawa.
Cerita di atas adalah sekelumit cerita dari keluarga besar saya. Dan ajaibnya lagi, banyak keluarga yang memiliki 10 anak lebih selain kakek saya, artinya pemikiran “banyak anak banyak rezeki ” dahulu cukup melekat di benak masyarakat.
Selain cerita unik dari kakek, saya teringat juga dengan cerita keluarga halilintar yang sempat menggemparkan publik nusantara dengan portofolio keluarga yang mempunyai 11 anak atau yang sering disebut dengan “kesebelasan halilintar”.
Terakhir kali saya mendengar berita bahwa keluarga ini menjalani lawatan ke lebih dari 100 negara di 5 benua telah mereka singgahi. Mulai dari Asia hingga Amerika Serikat. Sembari asyiknya berkeliling dunia, keluarga ini seakan menyampaikan pesan kepada publik, bahwasanya tidak ada yang sulit ketika memiliki banyak anak, baik untuk urusan ekonomi maupun urusan kekeluargaan.
Potret keluarga halilintar saat ini memang merupakan fenomena langka. Kenyataannya banyak fenomenanya serupa yang justru menambah beban bagi keluarga, terutama urusan ekonomi. Kondisi demikian yang akan terus diperangi oleh pemerintah lewat program dari BKKBN. Sebab banyak anak akan menambah banyak jumlah penduduk yang akan berdampak pada besarnya beban permasalahan Negara, baik sektor ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, maupun kesejahteraan.
Pada Negara maju dan berkembang, memilih mengatur angka kelahiran penduduknya dengan membatasi jumlah anak di setiap keluarga. Bahkan pada beberapa Negara, melahirkan anak lebih dari 1 dianggap sebagai bentuk pelanggar aturan, dan patut mendapat sanksi.
Lantas, bagaimana dengan Indonesia, yang pada tahun 2010 menempati urutan ke-4 penduduk terbanyak di dunia, setelah China, India, dan Amerika. Sesuai hasil sensus 2010, penduduk Indonesia mencapai angka 237.641.326 jiwa, dan pada tahun 2015 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia mencapai lebih dari 250 juta jiwa.
Peristiwa kelahiran pada suatu daerah menyebabkan perubahan jumlah dan komposisi penduduk, sedangkan kematian dapat mengurangi jumlah penduduk pada suatu daerah. Selain penyebab langsung seperti kelahiran, kematian, dan migrasi. Ada pula penyebab tidak langsung seperti, keadaan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, politik, dan lain sebagainya.
Masih ingatkah dengan isu bonus demografi, ya.. bonus demografi yang diperkirakan pada tahun 2020 s/d 2030. Di mana penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan usia muda dan usia lanjut, jumlah usia produktif (angkatan kerja) yang berusia kisaran 15-64 tahun mencapai 70%, artinya usia produktif sekitar 180 juta, sementara usia non produktif sekitar 60 juta.
Kependudukan masih menjadi ancaman serius, perlunya takar ulang kondisi kependudukan  saat ini melalui beberapa faktor di bawah ini:
  1. Kualitas penduduk
  2. Kuantitas/jumlah penduduk
  3. Persebaran penduduk
Kualitas penduduk yang rendah menimbulkan berbagai dampak seperti, kualitas SDM/tenaga kerja yang rendah, daya kompetisi yang lemah, angka pengangguran tinggi, dan masalah kemiskinan yang semakin kompleks.
Selain itu, kuantitas penduduk yang cukup besar seharusnya bisa memberikan dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, Amerika dan China contohnya. Akan tetapi, kuantitas penduduk yang besar juga bisa menjadi beban jika tidak diimbangi oleh kualitas penduduk itu sendiri.

Published: By: @mas_wah - 05.12

PERLUNYA MENJAGA KELESTARIAN ALAM DAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN


Indonesia merupakan negara kaya dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 didunia, Indonesia memang terkenal penuh dengan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang melimpah. hal ini dikarenakan posisi Indonesia yang sangat strategis diapit antara dua benua dan dua samudera.
Data sensus terakhir, penduduk Indonesia tahun 2010 mencapai 237,6 juta jiwa dan ini akan diperkirakan terus mengalami pertambahan sekitar 3 sampai 4 juta jiwa per tahunnya, hal ini yang menjadi penyebab Indonesia sebagai pemilik penduduk terbanyak ke-4 di dunia.
Kependudukan merupakan masalah yang serius, tidak hanya di Indonesia, bahkan hampir negara- negara di seluruh dunia, tidak juga hanya pada negara berembang tetapi fenomena ini terjadi pada negara-negara maju, fenomena ini akan mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia di antaranya adalah lingkungan dan alam.
Menurut data UNFPA tahun 2011, populasi dunia sedang berkembang sekitar 1,5 % setiap tahun, dan secara kasar bertambah 90 juta jiwa setiap tahunnya. Pada tahun 2011, populasi dunia telah berjumlah 7 milyar jiwa, dan diperkirakan pada tahun 2050, penduduk dunia diperkirakan akan meningkat lebih dari 9,3 milyar.
Indonesia memang terkenal dengan sumber daya alam yang melimpah, sumber daya alam di negeri ini sebagai anugerah dari tuhan yang memberikan manfaat sangat besar bagi manusia. Tanpa sumber daya alam tentunya manusia tidak dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan aktivitas. oleh sebab itu, pemanfaatan sumber daya harus tepat sasaran demi kesejahteraan rakyat tanpa merusak keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
Keberadaan dan tersedianya sumber daya alam yang tidak merata baik secara kualitas maupun kuantitas, sedangkan kebutuhan sumber daya untuk kegiatan pembangunan semakin meningkat, berpotensi mengakibatkan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kondisi ini dapat mengakibatkan daya tampung dan produktivitas lingkungan hidup menurun dan akhirnya menjadi beban sosial.
Pembangunan merupakan salah satu faktor penunjang kesejahteraan masyarakat, disisi lain pembangunan menyebabkan masalah lingkungan yang berkepanjangan. Seperti di kota saya Lamongan, pembangunan pabrik-pabrik baru turut serta menyumbangkan dampak negatif terhadap ketahanan pangan. Dikarenakan, pembangunan pabrik dibangun di atas tanah persawahan dan pertanian, yang beberapa saat lalu menjadikan Lamongan sebagai penghasil padi dan ikan terbesar di Jawa timur.
Kehadiran perusahaan-perusahaan ini akan mengakibatkan terjadinya migrasi penduduk dari luar daerah untuk mencari pekerjaan. Dampaknya, migrasi penduduk akan dirasakan oleh daerah asal maupun daerah tujuan, yang akan mengakibatkan perubahan struktur penduduk pada kedua daerah tersebut.
Dampak perubahan struktur penduduk dari peningkatan penduduk yang diakibatkan oleh migrasi akan menimbulkan masalah di antaranya :
  1. Berkurangnya lahan produktif dan alih fungsi lahan, seperti sawah dan perkebunan karena dialih fungsikan sebagai pemukiman
  2. Menyempitnya tanah pertanian di wilayah tersebut
  3. Bertambahnya produksi sampah rumah tangga
  4. Pencemaran air dan pencemaran udara
  5. Berkurangnya daerah resapan air
  6. Berkurangnya ruang terbuka untuk bermain bagi anak-anak
  7. Pemanasan global dan perubahan iklim
Kondisi di atas sudah menjadi tanda bahwa keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam dipengaruhi oleh pertambahan penduduk.
Oleh karena itu, mari kita jaga kelestarian alam mulai dari pribadi kita masing-masing, karena lingkungan yang kita jaga kelestariannya akan kita wariskan bagi generasi penerus yang akan melanjutkan usaha kita untuk melestarikan alam ini.

Published: By: @mas_wah - 05.08

PENTINGNYA PERILAKU HIDUP BERWAWASAN KEPENDUDUKAN


Indonesia saat ini dihadapkan dengan masalah yang sangat serius, mulai jumlah penduduk, lingkungan hidup, ekonomi, tingkah laku dan budaya masyarakat. Dalam upaya menumbuhkan mentalitas masyarakat yang peduli terhadap keseimbangan lingkungan hidup dan kelestarian alam. Diperlukan sebuah tindakan yang nyata untuk merubah pola pikir masyarakat, salah satunya diperlukannya sebuah pendidikan tentang wawasan kepada masyarakat yang berorientasi kependudukan.
Wawasan kependudukan kepada masyarakat sebagai suatu proses pendidikan, yang ditekankan pada nilai-nilai kependudukan dan informasi masalah kependudukan dengan harapan mengubah sikap dan mental masyarakat kepada hal-hal yang positif dalam menanggulangi masalah kependudukan.
Seperti apa yang diuraikan oleh Sumaatmadja, “pendidikan kependudukan ditekankan terhadap informasi masalah kependudukan dengan tujuan mengubah sikap mental masyarakat ke arah yang lebih positif dalam menanggulangi masalah kependudukan (Sumaatmadja, 2001)”. Dikarenakan masalah kependudukan sangat berdampak terhadap keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam, pemahaman terhadap wawasan kependudukan ini dinamai PHBK (Perilaku Hidup Berwawasan Kependudukan).
Pada tahun 2011 pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencanangkan program Perilaku Hidup Berwawasan Kependudukan atau PHBK, program tersebut memiliki 10 hal penting yang perlu diterapkan oleh setiap individu, 10 point tersebut adalah :
  1. Penundaan usia perkawinan, laki-laki minimal 25 tahun dan perempuan 20 tahun
  2. Memiliki 2 anak cukup
  3. Pengaturan jarak kelahiran
  4. Penggunaan alat kontrasepsi
  5. Usaha ekonomi keluarga
  6. Persalinan ditolong oleh tenaga medis
  7. Pelaporan setiap kelahiran, kematian dan perpindahan
  8. Keluarga ramah anak dan lingkungan
  9. Keluarga berkarakter
  10. Keluarga peduli pendidikan
Perilaku Hidup Berwawasan kependudukan merupakan upaya memberdayakan  anggota keluarga dan masyarakat agar peduli, mau dan mampu mengimplementasikan sikap dan perilaku tentang kehidupan berwawasan kependudukan, serta berperan aktif dalam gerakan Keluarga Berencana (KB).

Published: By: @mas_wah - 04.59

TINGKAT KUALITAS PENDUDUK DAN LINGKUNGAN MEMPENGARUHI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


Indonesia terkenal dengan sumber daya dan keanekaragaman hayati yang melimpah, sayangnya penduduk Indonesia belum mampu memanfaatkan  dan mengelola keberadaan sumber daya alam untuk kesejahteraannya dengan baik. Jika penduduk Indonesia dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat, maka kualitas lingkungan hidup akan terpelihara dan berkembang dengan baik pula. Nantinya, lingkungan yang baik akan memberikan dampak yang baik pula pada manusia itu sendiri.
Dari prolog di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara lingkungan  dengan manusia (penduduk). Lingkungan memberikan arti penting bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, lingkungan dapat memberikan sumber kehidupan agar manusia tetap bisa bertahan hidup.
Hubungan manusia dengan lingkungan terkandung beberapa nilai yang menunjukkan bahwa manusia dan lingkungan adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan di antaranya :
  1. Nilai ekonomi bisa dilihat dari sifat manusia yang mengambil penghasilan dari alam, memperluas lapangan kerja, dll.
  2. Nilai mental spiritual bisa dilihat dari lingkungan yang bisa menambah rasa keagungan kepada manusia untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
  3. Nilai ilmiah terlihat dari lingkungan bisa menjadi objek penelitian dan pengembangan sains dan penelitian ekologi
  4. Nilai budaya terlihat dari lingkungan yang memberikan kenyamanan dan kebanggaan tersendiri bagi manusia penghuninya
Oleh karena itu, pengelolaan lingkungan hidup dirasa sangat penting karena didalamnya memiliki unsur dalam pemeliharaan, penataan, pengawasan, pengendalian, pemanfaatan,  pemulihan dan pengembangan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup memiliki tujuan sebagai berikut :
  1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dalam lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya
  2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana
  3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup
  4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk generasi yang akan datang
  5. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan
Penurunan kualitas lingkungan hidup di Indonesia sebanding dengan penurunan kualitas penduduk. Dewasa ini memang timbul akan kesadaran lingkungan hidup dari pihak pemerintah, LSM maupun masyarakat itu sendiri untuk bersama berupaya melindungi sumber daya alam yang masih ada serta berupaya memperbaiki lingkungan yang rusak.
Selain itu, peran aktif masyarakat juga harus ditingkatkan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan membina pengetahuan serta kemampuan, sehingga upaya penataan lingkungan hidup sekaligus di ikuti dengan upaya peningkatan kualitas penduduk baik aparatur maupun masyarakat, karena lingkungan hidup dan kualitas penduduk adalah mata rantai ekosistem yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling melengkapi dan saling membutuhkan serta saling menyempurnakan satu sama lain. Dan apabila merusak salah satunya akan berakibat fatal pada yang lainnya. Hal ini berarti, jika kualitas penduduk ditingkatkan maka dapat dipastikan kualitas lingkungan akan turut meningkat, begitu juga sebaliknya, jika kualitas penduduk diabaikan maka akan berakibat fatal pada lingkungan secara keseluruhan.

Published: By: @mas_wah - 04.35

PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP KETAHANAN PANGAN


Berdasarkan sensus penduduk 2010, Indonesia memiliki 237 juta jiwa dengan komposisi 119,51 juta laki-laki dan 118,05 juta perempuan, jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah dan dapat mencapai 280 juta jiwa pada tahun 2030. Oleh karena itu, beberapa pengamat dan penentu kebijakan mulai khawatir terhadap ledakan penduduk di Indonesia. LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) Indonesia sebesar 1,49 % dinilai sudah sangat menghawatirkan.
Laju pertumbuhan penduduk memberikan dampak secara langsung terhadap meningkatnya konsumsi bahan pangan dan bertambahnya kebutuhan pemukiman yang secara tidak langsung akan mengubah lahan pertanian untuk dijadikan lahan pemukiman. Tak ayal, jika pertambahan penduduk membutuhkan papan dan pangan, sedangkan produktivitas pangan juga sangat bergantung terhadap lahan yang mengalami penyempitan karena alih fungsi untuk pemukiman.
Krisis pangan yang selalu menjadi perbincangan hebat beberapa dekade terakhir ini bukan menjadi sebuah opini dimasa yang akan datang, dengan melihat kondisi demografi saat ini harunya di imbangi dengan naiknya produktivitas pangan.
Di Indonesia, target produksi pangan yang sedemikian besar terkendala oleh beberapa faktor, di antaranya :
1.    Bencana alam
2.    Fluktuasi iklim yang tidak menentu
3.    Krisis energi
4.    Krisis ekonomi
5.    Krisis politik
6.    Pola penanaman
Faktor-faktor di atas menjadi kendala signifikan bagi peningkatan produksi pangan Indonesia, terutama pola penanaman yang menggunakan bahan-bahan kimia yang berlebihan mengakibatkan penurunan tingkat kesuburan tanah dalam jangka panjang. Kondisi tersebut masih ditambahi dengan menyempitnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan menjadi pemukiman. Di Indonesia  tercatat laju penurunan lahan pertanian setiap tahunnya mencapai sekitar 2,8 juta hektar dan tingkat alih fungsi lahan terus meningkat setiap tahunnya mencapai 110.000 hektar (Data Kementerian Pertanian, 2011).

Pencapaian swasembada pangan di Indonesia  sepertinya mulai dilakukan tanpa perlu memikirkan konservasi alam dan lingkungan, diprediksi ketahanan pangan yang dicapai saat ini melalui swasembada beras tidak bertahan lama. Secara intens komoditi padi merupakan sektor penting terhadap pencapaian swasembada pangan khususnya beras dalam memenuhi pangan masyarakat. Bersama Malaysia dan Filipina, Indonesia dipersiapkan sebagai lumbung pangan
ASEAN, yang diharapkan mampu mendukung Jepang, China dan Korea Selatan agar dapat menjadi solusi krisis pangan dunia.
Melihat kondisi Indonesia saat ini, untuk dapat mencapai target sebagai lumbung pangan dunia, tentu dibutuhkan pengembangan teknologi yang mendukung terhadap produksi pertanian, anggaran yang memadai, dan peran aktif semua elemen masyarakat, khususnya terkait dengan terus berkurangnya lahan pertanian yang dialih fungsikan menjadi lahan pemukiman.
Selain itu , jumlah penduduk Indonesia yang besar dan tersebar di berbagai wilayah memerlukan penanganan khusus terhadap ketahanan pangan yang terpadu dan saling terintegrasi. Penanganan ketahanan pangan yang dimaksud memerlukan perencanaan lintas sektor dengan sasaran serta tahapan yang tepat dan terukur, baik itu jangka menengah maupun jangka panjang.

Published: By: @mas_wah - 04.10

PENGARUH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI TERHADAP POLA HIDUP MANUSIA


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini juga turut mempengaruhi pola kemasyarakatan yang selanjutnya berdampak terhadap peradaban manusia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama bidang teknologi informasi dan komunikasi yang dicapai pada pertengahan abad ke-20, yang memungkinkan arus informasi menjadi serba lebih cepat. Informasi pun dapat diakses kapanpun dan dimanapun, dari belahan dunia manapun tanpa terbatas ruang dan waktu.
Perkembangan teknologi yang kian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, sekarang relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, didukung dengan sistem kerja robot yang telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan kapasitas dan kecepatan yang luar biasa. Begitu juga dengan hadirnya formula baru kapasitas komputer seolah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan telah diakui dan dirasakan manfaatnya, memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi pola hidup manusia. Berikut merupakan pengaruh sains dan teknologi terhadap pola pikir masyarakat :
  1. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap pola hidup Alienasi (Keterasingan Manusia), keadaan ini melandasi manusia merasa asing dengan budayanya sendiri yang telah membentuk identitas sosialnya.
  2. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap pola hidup Heteronomi, dimana dalam bertindak manusia hanya sekedar mengikuti aturan moral.
  3. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap pola hidup masyarakat Hegemoni, dimana dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lain dengan atau tanpa ancaman kekerasan.
  4. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap pola hidup Hedonisme, dimana tujuan hidup hanya untuk kesenangan dan kenikmatan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah memberi pengaruh yang sangat besar pada setiap lini kehidupan umat manusia di dunia. Sebuah arus perubahan zaman yang sudah tak dapat dibendung lagi, arus kemajuan teknologi menerjang laksana ombak yang menarik siapa saja kedalam pusarannya.
Perubahan pola hidup manusia sudah tak bisa dipungkiri lagi, pelan namun pasti yang merubah tatanan budaya lokal, merubah tata nilai sosial kependudukan, menggeser norma-norma kemasyarakatan. Dan salah satu sisi hitam perubahan zaman adalah perilaku manusia yang semakin mendewakan materi, inilah yang dinamakan pola hidup hedonisme di mana kesenangan dan kenikmatan menjadi tujuan utama.

Published: By: @mas_wah - 03.08

MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK TEKNOLOGI BAGI KEHIDUPAN


Peradaban sejarah manusia selalu bersandingan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melingkupinya. Hal ini tentu saja berbanding lurus dengan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Teknologi adalah sarana yang digunakan manusia, sejauh ini tujuan mulia ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membantu manusia memenuhi kebutuhan hidup telah mengalami pergeseran.
Tujuan semula, teknologi hanyalah sarana alat bantu manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sekarang telah berubah menjadi sesuatu yang didewakan. Seharusnya ilmu dan teknologi hanya sebagai alat dalam kehidupan, bukan sebagai sesuatu yang diagung-agungkan dalam kehidupan.
Sifat tak perah puas, sudah menjadi sifat harfiah manusia dikehidupan ini, apabila telah terpenuhi satu keinginan maka akan timbul keinginan yang lain. Sejatinya, setiap orang pastilah tidak ingin mengalami kesulitan, setiap orang akan berusaha untuk mendapatkan  kemudahan. Kemudahan-kemudahan ini banyak didapatkan antara lain dengan penerapan perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi.
Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mampu menciptakan berbagai alat serta perlengkapan canggih untuk memudahkan kegiatan manusia. Hal ini memungkinkan manusia dapat melakukan kegiatan dengan lebih efektif dan efisien. Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai kecanggihan alat yang hasilnya dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Antara lain :
1.    Bidang pertanian
2.    Bidang peternakan
3.    Bidang perikanan
4.    Bidang Industri
5.    Bidang kedokteran dan kesehatan
6.    Bidang telekomunikasi
Namun, selain pesatnya kemajuan teknologi ternyata juga cukup banyak membawa pengaruh negatif. Semakin kuatnya gejala dehumanisasi, tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dewasa ini merupakan salah satu dampak yang dibawa kemajuan teknologi tersebut. Bahkan, sampai tataran tertentu, dampak negatif dari peradaban yang tinggi itu dapat melahirkan kecenderungan pemudaran norma-norma manusia sebagai homo socius dan homo religous.
Kehadiran teknologi kian pesat juga mengancam kelestarian bumi sebagai tempat pijak manusia. Manusia yang mendewakan teknologi berlomba-lomba membuat senjata pemusnah masal yang belakangan ini semakin marak serta menambah daftar negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan senjata nuklir yang semula untuk tujuan mulia kemanusiaan, malah menciptakan ancaman maha besar bagi kelanjutan peradaban manusia.
Ilmu pengetahuan dan teknologi ibarat pisau bermata dua. Jika dipakai dan dimanfaatkan dengan baik, maka akan menciptakan kemakmuran bagi manusia. Sebaliknya jika tidak, akan menciptakan bencana kemanusiaan yang lebih dahsyat. Pada akhirnya, ilmu pengetahuan yang seharusnya membebaskan manusia dari pekerjaan yang melelahkan, malah menjadikan manusia sebagai budak-budak perkembangan teknologi.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengembalikan kedudukan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan manusia, supaya peran serta ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lagi menjadi tujuan hidup manusia dan mengeksploitasi kehidupan manusia, tetapi hanya sebagai sarana manusia dalam mencapai kebahagiaan hidupnya.
  1. kita harus menetapkan strategi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dijunjung oleh nenek moyang kita selama ini.
  2. dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu diikutsertakan peran agama yang menyokong nilai-nilai moralitas. Karena pengembangan iptek tanpa didasari nilai-nilai moralitas hanya akan menciptakan bumerang yang akan mencekik penciptanya dan menimbulkan malapetaka kemanusiaan.
  3. konsep ‘Tauhid’ perlu diikutsertakan dalam mengawal pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Published: By: @mas_wah - 03.04

PENDUDUK BUKAN HANYA KUANTITAS TETAPI JUGA KUALITAS


Penduduk sesungguhnya merupakan subjek dan objek diciptakannya kebijakan dan program pembangunan.  Sebuah pembangunan dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk/masyarakat, baik secara fisik maupun non fisik. Demikian pula dengan isu-isu kependudukan yang tak mungkin lepas dari perencanaan pembangunan.
Berdasarkan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 240,7 juta jiwa. Ini menjadikan Indonesia beberapa tahun terakhir menempati urutan ke-4 jumlah penduduk terbanyak dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Dari sumber yang sama, diketahui LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) Indonesia tahun 2012-2013 mencapai 1,3% dan 1,2% pada tahun 2013-2014, jumlah ini diperkirakan akan tetap menurut.
Dari data Laju Pertumbuhan Penduduk di atas, sebenarnya pengendalian kuantitas penduduk Indonesia berangsur membaik sejak tahun 2010.  Meskipun secara kuantitas sudah berangsur membaik, tetapi sejatinya secara kualitas masih sangat diperlukan banyak pembenahan.
Kualitas penduduk dapat dilihat dari beberapa variabel kehidupan:
1.    Hidup panjang yang sehat
2.    Akses terhadap ilmu pengetahuan
3.    Standar kehidupan yang layak
Ketiga poin di atas menjadi dasar pengukuran IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Saat ini, Indonesia masuk dalam kategori Medium Human Development, berada pada peringkat 108, peringkat ini masih berada di atas Myanmar (150), Laos (139), Kamboja (136), Timor-Leste (128), Vietnam (121), dan Filipina (117). Sementara negara ASEAN yang mempunyai peringkat di atas Indonesia adalah Singapura (9), Brunei (30), Malaysia (62) dan Thailand (89).
Di Indonesia, tercatat terdapat sebanyak 3,6 Juta jiwa penduduk Indonesia yang buta aksara tahun 2013. Ini menunjukkan bahwa akses terhadap ilmu pengetahuan masih minim, belum lagi kasus anak-anak perempuan yang putus sekolah dan akhirnya nikah dini. Untuk meningkatkan kualitas penduduk, diperlukan sinergi dari berbagai pihak.
Sinergi yang diperlukan dalam memanfaatkan bonus demografi, Jatim contohnya, yang sudah menikmati bonus demografi sejak 2010 karena sukses program KB. Indonesia dipastikan menikmati manfaat bonus demografi jika sukses mengendalikan LPP sampai dengan tahun 2020.
Jika kondisi pengendalian LPP ini tetap ditingkatkan, maka bonus demografi bisa dimanfaatkan dengan baik. Dengan jumlah angkatan kerja yang lebih banyak, pertumbuhan ekonomi bisa lebih ditingkatkan.
Hendaknya pemerintah bukan hanya menjaga kestabilan kuantitas tetapi juga meningkatkan kualitas penduduk Indonesia.
Published: By: @mas_wah - 02.35

PROGRAM KB, SUDAHKAH MENJADI SOLUSI KENDALI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA


Beberapa saat lalu, saya teringat berita tentang suatu kampung yang menjadi miniatur percepatan program KB, ya.. kampung ini dinamakan Kampung KB, bertempat di Desa Mojosari, Kepanjeng Kabupaten Malang.
Berkaca dari kampung kecil di atas, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk terbanyak urutan ke-4 di dunia. Ini merupakan sebuah tantangan, bagaimana mewujudkan cita-cita bangsa yang tertuang pada butir-butir Pancasila.
Saat ini, jumlah penduduk ASEAN mencapai 600 juta jiwa, dan Indonesia sebagai penyumbang angka penduduk terbanyak, yaitu sebesar 253 juta jiwa atau sekitar 30%. Sedangkan Malaysia hanya 30 juta jiwa. Jika jumlah penduduk terus meningkat dan tanpa didukung kualitas yang baik, maka dikhawatirkan akan menjadi musibah.
 Diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan terus meningkat dari tahun ke tahun, meningkatnya penduduk Indonesia tidaklah diimbangi oleh lahan yang memadai. Akibatnya, lahan kosong dan lahan pertanian dialih fungsikan sebagai tempat tinggal atau perumahan, yang berdampak pada berkurangnya lahan pertanian. Sedangkan sektor pertanian merupakan variabel penting dalam berlangsungnya kehidupan suatu bangsa. Ketika lahan pertanian dialih fungsikan sebagai lahan pemukiman, maka akan mengganggu stabilitas ketahanan pangan, dampaknya kebutuhan pokok akan semakin mahal.
Hal ini merupakan masalah yang sangat kompleks, apabila pangkal masalahnya tidak secepatnya ditangani, maka tidak menutup kemungkinan akan berakibat pada hilangnya rasa sosial, dampaknya setiap orang hanya akan memikirkan kebutuhan untuk dirinya dan untuk keluarganya.
Dengan demikian, program Keluarga Berencana dapat menjadi salah satu solusi pemerintah dalam menangani masalah kependudukan dan sekaligus kestabilan ekonomi. Program yang berjalan semenjak tahun 70-an ini pernah meniti sukses di era kepemimpinan Presiden Soeharto dengan menekan angka fertilitas yang tinggi, dan mengurangi angka pertumbuhan penduduk dari 3% hingga di bawah 2% setiap tahunnya.
Program keluarga berencana secara umum bertujuan untuk mengurangi ledakan penduduk yang diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya, oleh karena itu peraturan tentang Keluarga Berencana harus mempunyai sanksi hukum yang tegas, agar program pengendalian penduduk bisa berjalan maksimal dan tidak hanya menjadi anjuran bagi keluarga di Indonesia.

Published: By: @mas_wah - 02.31

Kamis, 16 Juni 2016

BONUS DEMOGRAFI, PELUANG ATUKAH ANCAMAN

Bonus demografi, ini sudah menjadi pembicaraan hangat terlebih saat debat calon presiden 2014 lalu antara Jokowi dan Prabowo, materi yang disampaikan cukup menerik untuk di ikuti. Lantas apa itu bonus demografi?
Belum lama ini saya mengutip dari salah satu media online, bahwa kepala BKKBN Surya Chandra S. dalam sebuah kesempatan awal tahun lalu menjelaskan, bonus demografi adalah suatu kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif yakni usia 15-64 tahun (angkatan kerja) pada suatu daerah atau negara lebih besar dari pada penduduk usia non produktif, yakni usia muda kurang dari 14 tahun dan usia lanjut lebih dari 65 tahun .
Artinya, porsi penduduk dengan usia produktif (angkatan kerja) lebih besar dari pada yang non produktif. Dengan demikian, tingkat ketergantungan usia non produktif kepada penduduk yang produktif menjadi sangat rendah. Dampak baiknya, kondisi ini bisa memacu keadaan ekonomi dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Selanjutnya bisa kita simpulkan bersama, bahwa bonus demografi adalah ledakan penduduk dengan usia produktif (angkatan kerja) pada suatu daerah atau negara.
Di Indonesia, ada 9 provinsi yang diperkirakan akan mendapatkan bonus demografi terlama, mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2035. 9 provinsi tersebut adalah Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, DIY, Jawa Timur, Banten, Bali, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara.
Dari beberapa provinsi di atas, Jawa Timur dinyatakan sukses program KB yang menyebabkan angka LPP (Laju Pertumbuhan Penduduk) semakin melambat sejak tahun 2010. Sementara pertumbuhan ekonomi terus meningkat dan angka kemiskinan semakin berkurang. Saya sangat apresiasi terhadap Jawa Timur, karena selain cerdik melihat peluang tentang bonus demografi juga didukung oleh program tepat sasaran oleh pemerintah setempat.
Di Jawa Timur, jumlah angkatan kerja melebihi jumlah penduduk non produktif. Dengan kondisi ini, beban tanggungan dari usia non produktif pun berkurang. Dampaknya, provinsi Jawa Timur sukses di berbagai sektor, mulai dari pangan, sosial, pendidikan, kesehatan hingga kesejahteraan masyarakat. Hal ini dinilai sebagai peluang bonus demografi di provinsi Jawa Timur.
Di Indonesia, laju pertumbuhan penduduk masih tergolong menghawatirkan. LPP Indonesia masih 1,49% ini masih setara dengan Negara Singapura dengan pertumbuhan penduduk sekitar 4,5 juta setiap tahunnya. Terbilang menghawatirkan karena cukup tinggi kuantitas dan masih rendahnya kualitas.
Bonus demografi itu hanya terjadi sekali dalam perjalanan sejarah suatu bangsa, harapannya bonus demografi haruslah bisa dimaksimalkan menjadi sebuah peluang, supaya kondisi kemiskinan terus menurun. Seperti kondisi di Provinsi Jawa Timur, yang mana kelompok usia produktif berkembang semakin berkualitas hingga mampu meningkatkan stabilitas ekonomi dan berkurangnya angka kemiskinan di Indonesia.

Published: By: @mas_wah - 12.02
 

Ads

Wahyu E. Saputra